Friday, January 8, 2010

Serangga di Hutan amazon.


Duri kecil pada carapace berasala dari pencernaan. sehingga menyulitkan burung untuk memangsa mereka.



binatang aneh ini adalah larva Anchistrotus



Bocydium bulat memiliki lampiran khusus bertengger di atas kepalanya. Beberapa lampu menghiasi pronotum yang berbulu, mereka ada dalam setiap mata.

Ukuran Treehoppers bervariasi di antar spesies 2-25 milimeter, antara kepala jarum dan kacang.




Ci-kontra Cladonota benitezi betina. Treehoppers semacam ini dicirikan oleh morfologi besar perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Ini disebut Dimorfisme seksual


Treehoppers semacam ini, memiliki pronotum yang sangat khas, yakni kepalanya yang kayak cakar2 itu.. bentuk itu digunakan untuk melindungi dari predator mereka seperti burung.



disebut juga little devil karena antenanya sering juga diasumsikan sebagai tanduk. Namanya? Hemikyptha. Spesies ini adalah sisa-sisa sejati prasejarah. Ada di bumi selama 40 juta tahun

Keindahan laut antartika




















Tuhan tuhh emang hebat, ini lah salah satu karya nya yg kita gk bakal sangka, bayangin aja di antartika, di lautnya ada kehidupan yg indah.

Pedang Pusaka dari China berumur 2000 tahun.



Museum Provinsi Hubei, China, beberapa waktu lalu memamerkan pedang Goujian si penguasa Yue. “Pedang Nomer Wahid di Dunia” itu telah berusia 2.000 tahun lebih tapi masih tetap tajam dan tidak berkarat, namun yang dipertanyakan ialah bagaimana ia bisa muncul di dalam makam bangsawan Chu?

Sebenarnya ia sebagai hadiah perang Negara Chu ataukah berupa bawaan mas kimpoi selir penguasa Chu Shaowang? Semuanya masih serba misterius.

Usia 2.000 tahun masih tajam dan tak berkarat
Menurut berita Hong.net, pada suatu senja Desember 1965, makam nomor 1 – Chu Gunung Jianglingwang – Provinsi Hubei sedang tegang-tegangnya dilakukan penggalian. Tatkala pekerja arkeologi dengan sangat hati-hati membuka peti mati si jenazah, secara tak terduga di sebelah kiri kerangka jenazah terlihat sebilah pedang perunggu yang masih terselip di dalam sarung pedang kayu yang dilapisi cat tersebut.

Pada saat si petugas mencabut pedang itu dari sarungnya, diiringi seberkas sinar dingin yang agak meyilaukan mata, semua orang di tempat itu terperangah. Seorang petugas lainnya begitu kurang hati-hati jarinya luka tergores dan darah mengalir seolah tak mau berhenti. Seorang petugas lainnya lagi mencoba ketajamannya dengan 16 lapis kertas, begitu menggunakan sedikit tenaga, tumpukan kertas itu semuanya robek terpotong.

Pedang perunggu kemilau tersebut memiliki ukuran: panjang 55,7 cm, lebar 4,6 cm, dan panjang gagangnya 8,4 cm, ujung gagangnya berbentuk lempengan bulat yang pada lingkaran dalamnya terdapat 11 lajur lingkaran dengan pahatan halus, halusnya sampai-sampai ada yang menyerupai sehelai rambut.

Sword Grid (bagian pelindung tangan antara pegangan dan pedang), sedikit menonjol keluar yang pada sisi depannya terpasang butiran-butiran kristal biru terbingkai batu turkis, meski di dalam kegelapan memancarkan sinar adem yang misterius. Pada tubuh pedang terdapat tekstur hitam berbentuk berlian yang luar biasa indah.

Yang paling menggembirakan para pakar adalah pada bagian pelindung tangan terdapat grafir 2 baris aksara bergaya Niaozhuan. Jumlah aksara itu ada 8 buah, pakar di lokasi situs kala itu hanya bisa mengungkap 6 aksara diantaranya yakni: “Yue Wang Zhi Zuo Yong Jian = pedang bikinan sendiri milik raja Yue”.

Wakil kepala bagian umum museum Provinsi Hubei, Wan Quanwen mengatakan, “Dua aksara di tengah yang menunjukkan nama orang, berdasarkan kajian berulang-ulang dari para ahli peneliti bahasa China kuno, baru terungkap itulah salah satu tokoh paling legendaris di dalam sejarah China yakni: Goujian (sang penguasa Yue)”.

Diperkirakan kado pernikahan
Bagaimana pedang Goujian si penguasa Yue mendarat di dalam makam Chu, misteri ini hingga sekarang belum bisa diungkap. Perkiraan Wan Qianwen: “Negara Chu dengan Wu maupun Yue pernah berperang beberapa kali. Ada kemungkinan Raja Chu kala itu menghadiahkan pedang tersebut kepada salah seorang pejabat tinggi kepercayaannya.”

Sementara itu sudut pandang lain beranggapan bahwa dari rol bambu (red.: zaman sebelum penemuan kertas menggunakan rol bambu sebagai media/buku tulis) yang tergali dari makam itu menunjukkan, sang jenazah ada kemungkinan bangsawan besar semasa zaman penguasa Chu Huaiwang yang bernama Shao Hua jadi kemungkinan pedang Goujian beralih ke Negara Chu melalui item hadiah pernikahan.

Sesuai catatan kitab sejarah kuno, hubungan kedua negara Chu dan Yue semenjak masa Yun Chang (penguasa Yue) sudah mulai akrab, mereka pernah bersekutu pada suatu periode, Chu Zhaowang si penguasa Chu pernah mempersunting putri Goujian sebagai selirnya dan telah melahirkan Chu Huiwang.

Oleh karena itu pedang perunggu canggih itu ada kemungkinan dijadikan sebagai salah satu item hadiah pernikahan putrinya dan dengan demikian telah berpindah tangan ke Negara Chu, kemudian penguasa Chu menghadiahkannya kepada Shao Hua. Setelah Shao Hua wafat, pedang tersebut ikut terkubur di dalam makamnya.

Tiga sebab penting pedang tak berkarat
Pedang Raja Yue Goujian telah melalui lorong waktu selama 2.000 tahun lebih, tapi sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda berkarat. Apakah penyebabnya ia tidak sampai berkarat? Para pakar beranggapan, hal itu terutama dimungkinkan oleh situasi dan kondisi pedang tersebut tersimpan.

Wan Qianwen menjelaskan, kandungan tembaga pedang Goujian sekitar 80-83%, kandungan timah 16-17%, selain itu juga terdapat sedikit kadar timbal dan besi. Tembaga sebagai bagian utama dari pedang perunggu itu adalah semacam logam yang non-aktif, pada situasi kondisi sehari-hari memang tidak mudah berkarat.

Kedua, kondisi luar situs pedang Goujian: Makam terbenam di bawah tanah sedalam beberapa meter, satu liang diisi 2 peti mati, dinding di sekeliling liang makam menggunakan semacam lumpur putih dengan kualitas halus padat, yang dinamakan dunia arkeologi sebagai plaster lumpur pasta putih, bagian bawahnya menggunakan lumpur pasta putih yang sudah dicuci dan disaring secara manual, daya rekatnya sangat baik.

Ditambah lagi bagian atas liang makam diisi dengan tanah yang padat, faktor-faktor itulah membuat makam tersebut nyaris menjadi sebuah ruang yang kedap udara, begitu banyak lapisan kedap yang pada dasarnya telah menyekat ruang makam dengan atmosfer dari luar ruangan. Penelitian iptek moderen menyatakan: di bawah kondisi total tersekat dari oksigen, meski di dalam cairan air biasa atau air asam, besi dan baja tidak akan berkarat.

Selain itu, makam Chu no.1 di Gunung Wang terletak di atas tanggul kering dari Sungai Zhang di dekat Kota Jinzhou moderen, level air bawah tanah agak tinggi, ruang makam dalam jangka waktu lama pernah pula terendam oleh air, sifat asam air bawah tanah tidak besar, pada dasarnya cenderung netral, terbukti dengan sejumlah besar peralatan/artefak kayu dengan dilapisi cat yang indah keadaan penyimpanannya agak baik. Sesudah terendam air bawah tanah, udara di dalam ruang makam juga menyusut banyak.

Mengenai pedang Goujian apakah masih sama tajamnya seperti pada saat digali keluar, Wan Qianwen menyatakan: “sesudah itu tidak pernah lagi dilakukan test semacam itu.”

Saturday, October 17, 2009

kera manusia


Anak berumur sembilan tahun ini memiliki ciri fisik seperti kera. Bagian rahang tampak menjulang ke depan, sementara di sekitar wajah dan sekujur tubuhnya ditumbuhi banyak bulu halus yang lebat.

Menurut warga sekitar, Septi lahir dan tumbuh menjadi tidak normal karena saat masih di kandungan, ibunya Fatma Nusi yang sangat mengidam buah-buahan kerap dikatakan ayahnya anak monyet.

Fatma Nusi mengaku tidak merasakan keanehan saat mengandung Septi. Septi merupakan anak kedua dari tiga bersaudara ini pun sempat dibawa ke dokter untuk diperiksa. Namun, menurut dokter sang anak memang sudah memiliki kelainan genetik sejak lahir.

"Dia pernah dibawa ke dokter. Kata dokter tidak apa-apa, kata dokter ini sudah bawaan dari perut," Jawab Fatma kepada wartawan, Selasa (17/3/2009).

Meski memiliki ciri fisik yang berbeda dengan anak seusianya, Septi tidak diperlakukan beda oleh teman-temannya. Septi bisa bermain layaknya orang normal, bahkan kemampuan intelektual anak kelas dua SD ini tidak kalah dengan murid-murid lainnya.

Sampai saat ini dokter di Gorontalo belum bisa memastikan penyebab perubahan fisik ini. Dokter Irfandi yang juga menjabat sekretaris Dinas Kesehatan Gorontalo berencana akan membawa Septi ke Jakarta.